Workshop S3 KPI: Komitmen untuk Lulusan Tepat Waktu dengan Jurnal Bereputasi Internasional

MEDAN – Program Studi S3 Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Medan, melaksanakan “Workshop Penulisan Akademik dan Akselerasi Penelitian Tugas Akhir” bagi mahasiswa, di Aula FDK UINSU, Kampus II Jalan Willem Iskandar, Pasar V Medan Estate, Sabtu (28/9/2024).

Workshop ini menghadirkan Guru Besar UIN Walisongo Semarang yang juga reviewer jurnal bereputasi internasional Prof. Dr. Syamsul Maarif, M.Ag secara daring dan Dr. Luthfi Basit, M.I.Kom, alumni S3 KPI FDK yang juga Wakil Dekan FIKTI UMSU secara luring. Workshop ini dipandu Ketua Gugus Kendali Mutu (GKM) Prodi S3 KPI, Dr. Efi Brata Madya, M.Si.

Ketua Prodi S3 KPI FDK, Prof. Dr. Zainal Arifin, MA, mengatakan kegiatan ini merupakan “azzam” dari FDK untuk memastikan mahasiswa menghasilkan karya ilmiah bereputasi internasional. “Termasuk juga mampu memenuhi target untuk tamat tepat waktu, yakni 6 semester tamat menjadi Doktor,” kata Prof Zainal.

Dekan FDK UINSU, Prof. Dr. Hasan Sazali, M.Ag, dalam sambutannya, menyebutkan kegiatan ini merupakan budaya akademik yang harus pertahankan. Kata dia, pada saat ini, mahasiswa Doktoral diharapkan mampu memberikan kontribusi yang maksimal melalui karya ilmiah untuk masyarakat.

“Apalagi saat ini, mahasiswa S3 KPI wajib menerbitkan tulisan di jurnal bereputasi internasional terindeks scopus. Dengan narasumber yang diundang, saya optimis, mahasiswa dapat pencerahan dan bisa membuat karya ilmiah dengan menjunjung tinggi nilai dan etika akademik yang berlaku internasional,” tukasnya.

Dalam paparannya, Prof Syamsul Maarif, menegaskan, isu-isu kontemporer harus atraktif dan memiliki paradigma reformatif yang konkret. Kemudian perlu unik dalam penulisan, dengan memunculkan kegelisahan akademik. “Tapi tetap harus ada rasionalisasi dalam penulisan judul. Distingsi dengan tulisan yang sudah ada harus jelas dengan sandaran atau patokan berbasis keilmuan kita,” katanya.

Sementara Dr. Lutfi Basit, menjelaskan, dirinya mampu menjadi salah satu lulusan yang relatif tepat waktu. Selain manajemen waktu yang baik, memilih topik penelitian yang fokus, kolaborasi aktif dengan promotor/co-promotor sangat penting. “Tapi juga kita tidak boleh kendur semangat. Apalagi sekarang sudah ada teknologi yang dapat membantu dalam memaksimalkan penelitian kandidat doktor,” bebernya.

Basit juga memperkenalkan sejumlah aplikasi kecerdasan buatan yang dapat membantu penelitian. Tapi kata dia, alat-alat ini merupakan pembantu semata. Ia tidak dapat diandalkan untuk membuat penelitian atau artikel ilmiah menjadi benar. “Ini soal etika. Penelitian itu harus dimulai dari kita sebagai manusia (human), boleh berproses dengan teknologi, tapi kemudian akhirnya juga dari human,” pungkasnya.(frz)