Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN SU, Prof. Dr. Hasan Sazali, M.Ag. menutup secara resmi kegiatan Asesor Lapangan Program Studi (Prodi) S-3 Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI). Kegiatan ini diadakan di Aula FDK pada Rabu, 22 Mei 2024.
Beliau mengatakan bahwa terdapat keinginan besar di jajaran FDK agar Prodi-prodi FDK UIN SU mendapatkan akreditasi unggul. Sehingga, beliau berharap agar salah satu prodi, yaitu S-3 KPI UIN SU mendapatkan akreditasi unggul.
“FDK UIN SU akan memasuki usia ke-41, kita rindu sekali FDK UIN SU memiliki berbagai prodi yang unggul. Karena, beberapa fakultas kita belum memiliki prodi dengan akreditasi unggul. Kita memohon kepada Allah Swt. agar Prodi S-3 KPI bisa mendapatkan akreditasi terbaik,” katanya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa kedatangan asesor ke FDK UIN SU menambah pengetahuan dan pengalaman, sehingga FDK UIN SU menjadi lebih baik dari sebelumnya.
“Saya percaya bahwa asesor kita telah banyak memberikan masukan yang luar biasa untuk kebaikan-kebaikan ke depan. Sehingga, hal tersebut menjadi semangat kita untuk lebih baik lagi,” imbuhnya.
Salah satu asesor yang hadir pada hari ini, Dr. Saerozi, M. Ag. memberikan apresiasi kepada Ketua Prodi (Kaprodi) KPI yang telah mempersiapkan dengan baik segala hal yang diperlukan dalam asesor tersebut.
“Saya paham betul bagaimana susahnya mempersiapkan akreditasi, saya benar-benar mengapresiasi, terutama kepada Kaprodi KPI. Karena, beliaulah yang bertanggung jawab dalam sukses atau tidaknya kegiatan ini. Kemudian, sulitnya pekerjaan Kaprodi itu kadang kala tidak diberi dengan dukungan moral, dana, mental, dan sebagainya,” ungkapnya.
Ia juga menjelaskan bahwa kehadiran asesor penjamin mutu yang berasal dari eksternal universitas bukan sebagai orang yang menghakimi, melainkan memiliki tanggung jawab penuh kepada pelayanan mahasiswa dan orang tua.
“Asesor datang bukan untuk menghakimi, tetapi untuk menjamin dari mutu yang sebelumnya sudah dilakukan penjaminan mutu internal. Kemudian, kita sebagai asesor mewakili penjamin mutu eksternal yang tanggung jawabnya kepada pelayanan mahasiswa dan orang tua,” jelasnya.
Di lain sisi, Prof. Dr. Ilyas Supena, M. Ag. selaku asesor yang juga berhadir pada kegiatan ini menyampaikan pendapatnya terkait penyebab sulitnya meraih akreditasi unggul. Menurutnya, hal ini berhubungan dengan kegiatan sistemik penjamin mutu pendidikan tinggi (SPMI).
“Penyebab mengapa sulitnya mendapatkan akreditasi unggul adalah karena SPMI. Kita itu formalitas, ketika kita memiliki sebuah program dan kita laksanakan, maka langkah selanjutnya adalah evaluasi yang berfungsi untuk memetakan masalah. Namun, jika tidak ada maka selanjutnya adalah menaikkan standar,” tuturnya.